Uraian singkat proses atau tahap-tahap pemilhan calon Sultan adalah sebagai berikut :
- Pembesar-pembesar kesultanan Sara Wolio mengadakan pertemuan untuk mengambil alat-alat kelengkapan atau kemuliaan Sultan dari pejabat Sultan yang mangkat, dipecat atau mengundurkan diri. Perlengkapan sultan tersebut dipindahkan ke rumah Bontona Baluwu dan Bontona Peropa untuk diamankan sementara selama sultan baru belum terpilih. Pengambilan perlengkapan ini dilakukan pada 120 hari setelah sultan wafat, dipecat atau mengundurkan diri. Pada tahap Pencalonan, Sio Limbona (sembilan orang Bonto), mencari calon-calon sultan dari Kamboru-mboru Talupalena (tanailandu, tapi-tapu, dan kumbewaha). Tiga Bonto; yaitu Bontona Peropa, Gundu-Gundu dan Rakia, bertugas memilih calon sultan dari Tanailandu.Tiga Bonto lainnya; Bontona Baluwu, Barangkatopa, dan Wandailolo, bertugas memilih calon sultan dari Tapi-Tapi. Kemudian tiga Bonto; Bontona Gama, Siompu, dan Melai, bertugas memilih calon dari Kumbewaha. Setelah para calon sultan telah ditentukan oleh Bonto Sio Limbona, maka hasil penentuan calon tersebut disampaikan kepada kedua Bonto Ogena yang dipimpin oleh Bontona Baluwu, dalam bahasa adat disebut Buataka Katange atau “membuka rahasia”. Ketika bertemu Bonto Ogena, Bontona Baluwu mengatakan : “ Jou, Yikawaka mami yingkita siy, temanga andimu-oakamu siy padamo tapomapeelo yikabumbu taluanguna, yincana kanaindana laki Wolio siy, modangiana .... Bonto Ogena menjawab “ Jou Bontona Baluwu, siy kurango kitamo, sepodo tabanculepo, takambojaiya temanga opuamiu, pangka, tee yarona pangka. Pada tahap ini seorang calon Sultan telah dikandung oleh Bonto Sio Limbona atau dalam bahasa Wolio disebut “Akokompoakemea “
- Setelah mendengarkan nama para calon Sultan tersebut maka Bonto Ogena meminta kepada Sio Limbona agar berkonsultasi terlebih dahulu dengan para pejabat dan mantan pejabat/pembesar kesultanan lainnya. Sio Limbona kemudian melakukan kunjungan ke para pembesar kesultanan, yang dalam adat disebut Kambojai. Para pembesar kesultanan yang dikunjungi adalah Sapati dan Kapitalau. Dalam hal ini Sio Limbona meminta penegasan dan pertimbangan sekaligus penilaian atas para calon Sultan yang telah mereka siapkan sebelumnya. Bonto Sio Limbona menemui pangka dan yarona pangka dengan mengatakan “Siy Jou taumbakamami yingkita siy, atumpu opuamiu itapa ruatapa.Tamagimpi, tamalalanda isapulu ruanguna. Kamondomami siy, tapesusuaka dala momakate, tee dala momainawa mosakalina kainawa. Jawaban yang diberikan: “ Siy Jou padamo duka kurango kita, mbakanamo siy kulawani kitamo. Kalakina yinda taposala-sala, sopodo yikamakamata siy somini laanu...Sabutunapo yaku yinda kupogaa tee sara. Tahapan ini disebut “Paso“.
- Apabila Kayarona sepakat dengan apa yang telah diusulkan oleh Sio Limbona, maka Kayarona memberikan legitimasi untuk mengokohkan para kandidat tersebut sebagai dasar bahwa Kayarona telah sepakat dengan penilaian Sio Limbona.
- Hasil pertemuan tersebut kemudian dilaporkan kembali oleh Sio Limbona kepada Bonto Ogena yang disebut Buataka Katange, kemudian dilanjutkan kepada musyawarah bersama. Musyawarah ini bertujuan untuk melakukan penjarigan dari enam kandidat/calon sultan. Penjaringan dilakukan untuk mengerucutkan kandidat yang jumlahnya enam menjadi tiga kandidat saja. Apabila tiga kandidat telah terpilih melalui musyawarah bersama antara Sio Limbona bersama Bonto Ogena, maka keduanya mengambil suatu keputusan penetapan atas tiga kandidat terpilih yang dalam adat disebut dengan Paso (dipaku atau diteguhkan). Ketiga calon/kandidat yang sudah diPaso (diteguhkan) tersebut kemudian menunggu tahap berikutnya yang disebut Afalia. Penentuan waktu afaali ini menggunakan buku Jafaraa.
- Tahap Afaali atau Faali, dilaksanakan di Mesjid Agung Keraton yang dipimpin oleh Bisa Patamiana (Dukun Kerajaan). Malam Faali Biasanya jatuh pada malam Jum`at jam 24.00 Wita. Diawali dengan sholat bersama, berzikir dan berdoa meminta petunjuk kepada Allah agar jalannya faali mendapat berkah dengan menghasilkan sultan terpilih yang benar-benar terbaik di antara ketiga calon tersebut. Yang ditetapkan sebagai calon sultan terpilih adalah yang afaaliaya paling banyak jumlah huruf Khair (huruf baik) dalam Al-Qur`an. Sultan yang terpilih dari afaalia tersebut disebut Ikokompoakana Baluwu operopa (yang dikandung oleh Baluwu dan Peropa).Afalia/Faali dipimpin oleh Bisa Patamiana melalui pendapat Sio Limbona dan Bonto Ogena. Bisa melakukan prosedur pemilihan sultan, dengan cara yang sangat sakral dan rahasia dalam pengetahuan adat. Proses pemilihan tersebut menggunakan media Al-Qur`an. Awal prosesnya adalah Al Qur`an dibuka oleh Bisa Patamiana secara acak dengan sekali buka, sebagai penanda awal untuk memulai pembukaan atas lembaran berikutnya. Setelah lembaran pembuka telah dibuka, maka lembaran berikutnya dibuka lagi sebanyak 7 (tujuh) lembar untuk melakukan perhitungan. Pada tiap lembarnya akan dihitung jumlah huruf “Kh dan Sy” yang terdapat pada masing-masing halaman. Huruf Kh menunjukan Khair yang berarti baik, sedangkan Sy adalah menunjukan Syar yang berarti jelek. Hal ini dilakukan pada masing-masing calon. Setelah semua calon diafaali oleh Bisa Patamiana, maka diteruskan dengan perhitungan hasil afalianya, apabila afalia pada salah satu calon tersebut lebih banyak mendapatkan huruf Khair (baik), daripada calon lainnya, maka dialah yang ditetapkan menjadi calon sultan terpilih.
- Setelah afalia dilakukan dengan mendapatkan calon sultan terpilih, maka hasil afaalia tersebut disampaikan kepada Kapitalau untuk diumumkan kepada khayalak ramai, pengumuman ini dilakukan dengan upacara khusus yang dalam adat disebut Sokaiana Pau. Upacara ini dilaksanakan di Baruga depan mesjid Agung kesultan Buthuuni yang dihadiri oleh aparat Sara Wolio. Dalam Upacara Sokaiana Pau yang di pimpin oleh Bonto Baluwu dan Bontona Peropa yang membisikan hasil seleksi kepada ke dua Kapitalau. Kedua Kapitalau mengumumkan dengan bahasa adat : “ Tarango, Tarango, Tarango bari-bari kita siy. Yimondoakana Baluwu, Peropa tee Syara bari-baria kobolosina laki wolio La.. (nama calon terpilih menjadi sultan) yincema-yincema mokawala-walana ngangarandana moka singku-singkuna fikirina maimo yitanga-tanga siy bekulae-lae kea hancu siy, Ha…ha…ha. Artinya : “ Dengarkan, dengarkan, dengarkan para hadirin bahwa yang telah disepakati oleh Bontona Baluwu dan Bontona Peropa untuk menjadi calon yang terpilih adalah La.. (nama calon terpilih menjadi sultan) di dalam dan di luar di seluruh kerajaan Buthuuni jikalau ada yang tidak setuju atau masih ragu dan tidak puas dengan hasil ini datanglah kehadapan saya di tengah ini biar saya potong-potong dengan pedang ini Haa..ha..ha…. Setelah Kapitalau mengumumkan hasil sultan terpilih, maka selanjutnya akan diadakan upacara pelantikan. Selesailah prosedur adat dalam pemilihan Sultan Buthuuni. Selanjutnya Calon sultan yang terpilih menunggu proses pelantikan.
0 komentar:
Posting Komentar
Tolong Komentarnya. Terima Kasih